Selasa, 25 September 2012

Berita


Pentas Teater Srawung Seni , penonton membludak sampai 2000 orang.
          Sabtu (15/9) pukul 08.00-22.00, Perumahan Sambak Indah Purwodadi, Grobogan menjadi pusat Pentas Teater . Srawung Seni dipilih menjadi tema untuk mengapresiasi seni pada masyarakat.Kegiatan ini mampu menyedot hampir 2000 orang penonton, karena keunikan dari berbagai acara yang ada di acara itu.
          Berbagai acara yang segar dan tidak membosankan membuat pengunjung berlama-lama mengunjungi acara ini. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa ikut berpartisipasi. Sepertinya acara ini memang diperuntukkan untuk semua golongan.
          Ketua Mahatma Zat dari Komunitas Teater Sanak Purwodadi menyampaikan bahwa dia sangat bahagia karena pengunjung terlihat sangat menikmati pameran ini. Dia bahkan menyampaikan urutan kejadian tanpa ragu. Katanya begitu menyenangkan melihat acara yang disususnnya berjalan sukses.
          “Untuk anak-anak terlihat sangat antusias mendengarkan dongeng , pameran foto juga mampu membuat para remaja terpukau dan orang dewasa biasanya lebih menyukai tari-tari tradisional dan tembang-tembang macapat. Tapi untuk pentas teater yang menjadi inti dari kegiatan ini, mampu menyedot perhatian dari segala kalangan.” Jelas Mahatma sambil tertawa puas.
          Selain itu memang dari masyarakat sendiri terasa terhibur dengan diadakannya acara seperti ini. Mereka biasanya hanya melihat acara seperti ini di balik layar televisi atau dari internet. Meraka berpendapat acara ini selain menghibur juga member pengajajaran serta menjadi salah satu usaha untuk melestarikan budaya.
          “Acara ini memang sangat cocok menjadi hiburan, apalagi untuk orang yang sepenjang harinya disibukkan dengan pekerjaan kantor seperti saya” Ucap Joko Susilo, salah satu penonton sambil tertawa.

Cerpen


Indah pada waktunya
                Pagi ini ada seorang gadis cantik melangkah memasuki gerbang sekolah. Gadis itu mengenakan seragam sekolahnya seperti yang lainnya hanya saja seragam yang ia kenakan lebih panjang hingga perhelangan tangan dan dibawah mata kaki. Tak seperti gadis umumnya yang memasuki gerbang sekolah dengan rambut terikat, gadis itu menutupi seluruh rambutnya dengan jilbab sampai ke dadanya, tetap tak mengurangi kecantikan gadis itu. Gadis itu memiliki kulit yang kuning langsat, dagu yang tak terbelah, bibir yang tipis, hidung yang mancung, dan mata yang berbinar dihiasi bulu matanya yang panjang. Senyumnya tak pernah hilang dari wajahnya.
          Gadis itu bernama Nissa, Seperti namanya yang lembut, sifat gadis itu juga tak kalah lembut. Dia adalah gadis yang solehah, meskipun begitu dia juga pintar dalam hal akademik. Nissa baru memasuki ajaran baru, semuanya berjalan dengan lancar ,dia selalu ramah, sabar dan suka menolong. Harinya begitu indah sampai hari itu tiba. Hari yang mampu membuatnya mengeluh dan hampir menangis.
          Hari itu adalah hari dimana setiap siswa akan dimasukkan dalam suatu organisasi. Nissa adalah gadis yang baik tentu saja dia berharap akan masuk dalam organisasi yang baik pula, tapi sepertinya pemikirannya tidak sama dengan apa yang dipikirkan oleh guru pembimbing. Mereka justru memasukkan Nissa kedalam organisasi yang tak sesuai harapannya. Dalam organisasi itu Nissa bisa melihat para anggotanya yang tidak tau sopan santun, nakal , dan sikap-sikap yang buruk. Hal itu membuat Nissa bingung apa yang sebenarnya dipikirkan oleh guru pembimbingnya. Organisasi itu sungguh tidak cocok untuknya. Dan saat Nissa menyampaikan pendapatnya, dia tertegun dengan jawaban yang ia terima.
            “Maksud dari kami memasukanmu kedalam organisasi itu karena kami berharap kamu bisa merubah mereka yang ada didalamnya untuk menjadi manusia yang lebih baik”
            Sejak saat itu Nissa selalu berusaha dan berusaha untuk bertahan dalam organisasi itu, berbagai cara sudah ia lakukan untuk membuat orang dalam organisasi itu menjadi lebih baik. Waktu yang dia sepakati dengan guru pembimbing untuk bertahan dalam organisasi itu selama satu bulan. Jika selama satu bulan tidak ada yang bisa Nissa lakukan maka dia boleh meninggalkan organisasi itu.
          Menjadi titik putih dalam kertas hitam bukanlah hal yang mudah bagi Nissa, gadis itu lelah banyak menderita  setelah bergabung dalam organisasi itu. Mereka yang didalam organisasi itu masih saja seperti dulu , seakan kehadiran dan usaha Nissa selama ini tidak membuahkan hasil apapun. Nissa mulai lelah dan putus asa.
          Satu bulan telah berlalu, Nissa telah memantapkan niatnya untuk pergi dari organisasi yang membuatnya menderita itu. Di rumahnya, Nissa merapikan jilbabnya. Hari ini adalah hari yang ditunggu Nissa, entah kenapa Nissa begitu bersemangat berangkat sekolah hari ini. Itu karena hari ini dia akan meminta ijin untuk keluat dari organisasi itu. Saat Nissa ingin berangkat sekolah pintu rumahnya diketuk, tidak ada orang dirumah jadi Nissa sendiri yang harus membukakan pintu. Dan apa yang dilihatnya dibalik pintu membuatnya kaget.
          Dibalik pintu, ada gadis cantik yang tengah berdiri, gadis itu tersenyum manis membuat cekungan dipipinya. Nissa sudah begitu hafal dengan tanda itu. Tanda itu milik salah seorang gadis yang ada dalam organisasi yang akan dia tinggalkan, karena merasa tak sanggup lagi berhadapan dengan mereka. Tapi gadis yang ia lihat saat ini mengenakan baju yang sama dengan dirinya. Baju lengan panjang lengkap dengan jilbab yang terpasang sempurna.
          Nissa hanya bisa diam, tak mampu untuk berkata-kata. Matanya kini terasa memanas, dan dia bisa merasakan air mata menggenang disudut matanya. Nissa menahan air mata itu agar tidak jatuh. Semua itu karena Nissa belum bisa mempercayai matanya sendiri. Tiba-tiba Gadis dihadapanya itu berkata. Hanya satu kata, tapi mampu membuat air mata Nissa keluar dari bendunggannya.
            “Assalamu’alaikum”     
            Dan saat itulah Nissa memeluk gadis itu. Nissa hanya menjawab sambil berbisik dengan pelan masih memeluk gadis itu.
            “Walaikumsalam”
            Pupus sudah rencana Nissa yang ingin meninggalkan organisasi. Nissa sadar sebenarnya ada gunanya dia dalam organisasi. Sekarang Nissa tahu bahwa yang dia lalukan tidaklah sia-sia, membuahkan hasil. Semuanya telah terbukti dengan kehadiran salah satu temannya dari organisasi yang memilih memakai jilbab.
          Semuanya yang Nissa lakukan tidaklah sia-sia, Dia hanya perlu bersabar dan bertahan, dan semua yang telah dikerjakannya akan membawa perubahan.
The End
(Rossalia)