Jumat, 04 Oktober 2013

Berita



20 Kasus Defteri, Siswa di Vaksin Serempak
                WN-Di Grobogan telah terjadi 20 kasus Defteri, karenanya Siswa diberi vaksin DPT secara serempak pada, Rabu (3/10). Di SMA N 1 Purwodadi juga dilakukan penyuntikan agar siswa mempunyai antibody terhadap penyakit yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtrerie tersebut. Pemvaksinan dilakukan oleh Tim Puskesmas Purwodadi 1, yang berjumlah enam orang.
            Tim Puskesmas Purwodadi 1 melakukan pemvaksinan kepada seluruh siswa kelas 10 di SMA N 1 Purwodadi, karena memang pemerintah hanya memberikan subsidi berupa Vaksin DPT pada anak yang berumur 2-15 tahun saja. Mereka memasuki setiap kelas, agar tidak menyebabkan kegaduhan dan mengganggu kelas lainnya. Karena penyakit Defteri sangat berbahaya, jadi dari pihak sekolah menghimbau bagi siswa kelas 10 untuk bersedia di vaksin.
            Eni Fitriani salah satu bidan dari Tim Puskesmas Purwodadi 1 mengatakan bahwa penyakit Defteri yang sedang menyerang Kabupaten Grobogan sudah berkembang sangat pesat dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Bahkan Kabupaten Grobogan menduduki peringkat pertama se-Indonesia dengan jumlah kasus yang terjadi.
            “Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah panas, dan sariawan. Kemudian akan ada benjolan di tenggorokan yang mengganggu pita suara dan mengakibatkan kebisuan. Jika penyakitnya sudah parah maka dapat juga mengakibatkan kematian,” cecar Eni Fitriani saat ditanya tim Widya Nirwana beberapa waktu lalu.
            Disamping itu, banyak siswa yang antusias dengan penyuntikan Vaksin DPT ini, namun ada juga diantara mereka yang terlalu tegang saat menghadapi jarum suntik sehingga menyebabkan efek yang kurang baik bagi siswa itu sendiri. Bahkan diantara mereka ada yang menjadi lemas setelah pemvaksinan.
            Salah satu siswa tersebut adalah Dinda (15) kelas X4. Dinda sendiri yang mengatakan bahwa dirinya terlalu tegang saat akan disuntik. Alhasil setelahnya, tubuhnya menjadi lemas dan kepalanya pusing, dan segera diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
            “Saya memang sangat tegang saat itu. Ditambah lagi ternyata saya kekurangan zat besi sehingga kondisi saya bisa drop seperti ini, tapi kata dokter tidak apa-apa,” tutur Dinda, setelah diperiksa dokter.

(Rossalia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar